Kali ini saya mau bahas BALLERINA nih , ya buat pengetahuan sedikit aja sih , soalnya saya juga baru tau band ini, tulisan ini hanya menurut penangkapan saya tentang Ballerina pas baca-baca di sumber lain tadi, jadi kalo ada yang kurang dimaklumin yah , newbie saya... hehehehe
Ballerina adalah salah satu band progressive metal di indonesia yang berasal dari Bandung. Personil Ballerina saat ini adalah Opi(voice), Nico(guitar), Joe(bass), dan Riky(drum). Ballerina didirikan pada tahun 1998 yang saat itu masih bernama "Suhunan Root", dan berubah nama menjadi Ballerina baru pada tahun 2002. Filosofi nama Ballerina itu sendiri yaitu pandangan terhadap seorang
penari balet yang banyak melakukan tarian atau gerakan yang betul-betul
indah untuk dilihat tetapi sulit untuk melakukannya, begitu juga musik
Progressive menurut Ballerina, jenis musik ini sangat sulit untuk
dilakukan atau dimainkan juga memerlukan skill yang betul-betul
terlatih, tetapi bila didengarkan musik Progressive itu terdengar sangat
unik dan indah.
Berdirinya Ballerina dengan genre progressive metal terinspirasi oleh band-band besar seperti Rush, Yes, Pink Floyd, atau Dream Theater. Seperti yang kita tau bahwa progressive metal masih sedikit dan jarang penikmatnya di tanah air ini, namun Ballerina tetap optimis dapat mengibarkan musik mereka ke tanah air dan akhirnya perjuangan itu tak sia-sia ketika Ballerina mendapat penghargaan Anugerah Musik Indonesia(2008) sebagai band Progressive Metal terbaik di Tanah Air.
Ballerina banyak menggabungkan aliran musik seperti: rock, blues, heavy metal, jazz, latin, pop hingga musik tradisional. Mereka menggabungkan musik-musik tersebut dengan gaya mereka sendiri.
Sampai saat ini Ballerina sudah menghasilkan karya sebanyak 2 album
yaitu, album “HAYAL” tahun 2003 yang masih memproduksi secara indie
label di Flange Music Corner Record, dan album “Dance Of Ballet” tahun
2006 yang diproduksi oleh PRS Record yang berada dibawah naungan IPS
(Indonesian Progressive Society) yang bekerjasama dengan Major Label
Sony BMG sebagai pihak distributor.
Berikut adalah list lagu-lagu Ballerina :
"HAYAL(2003)" :
1. Faith
2. Masih Ada
3. Lepas
4. Andai
5. Peri
6. Lost
7. Hayal
8. Ingin
9. Kembali
10.Yang Kuasa
"Dance Of Ballet(2006)" :
1. Dance of Ballet
2. Final Breath
3. Desert of Hypocrite
4. Desolation
5. Lost
6. Abadi
7. Lepas
8. Faith
9. Antara Jiwa
10.Rock N Roll Saja Lah..
Sekian.... hehehehe
Berbagi Informasi Bersama
Akan banyak informasi mengenai musik Underground dalam negri maupun luar negri..
Jumat, 23 Mei 2014
Kamis, 27 Februari 2014
SALAHUDIN AL AYUBI
Salahudin Al Ayubi merupakan
band Metalcore asal kota
Surakarta yang terbentuk
pada akhir tahun 2009.
Line Up Sekarang :
-Mufti ( Vocal )
-Anton Robani ( Guitar 1 )
-Hasyim ( Guitar 2 )
-Machda ( Bassist )
-Sukma ( Drummer )
band Metalcore asal kota
Surakarta yang terbentuk
pada akhir tahun 2009.
Line Up Sekarang :
-Mufti ( Vocal )
-Anton Robani ( Guitar 1 )
-Hasyim ( Guitar 2 )
-Machda ( Bassist )
-Sukma ( Drummer )
BURGERKILL Bukan Musik "Mainstream"
Seperti band-band indie label lainnya—walaupun Burgerkill sempat
bergabung dengan major label—keterikatan dan loyalitas para
penggemarnya seperti melekat kepada mereka. Setiap release lagu baru selalu mendapat sambutan. Webnya, http://www.burgerkillofficial.com, selalu ramai pengunjung. Selain video official dari Burgerkill, video klip lagu-lagu band tersebut juga dibikin oleh para penggemarnya tanpa pamrih.
Band yang berumur lebih dari 15 tahun itu kini diawaki Ebenz (gitar), Ramdan (bas), Vicky (vokal), Andris (drum), dan Agung (gitar). Kisah perjalanan mereka bisa dinikmati melalui video dokumenter berjudul Under the Scars, yang memuat kisah perjalanan karier mereka, termasuk tur mereka di Australia.
He-he-he,
ini pertanyaan klise. Oke, awalnya kami memilih nama Burgerkill hanya
karena ingin mencari nama yang berbeda dan unik tidak seperti nama-
nama band hardcore pada umumnya. Setelah berjalan, ternyata
nama ini mudah untuk diingat, bahkan beberapa fans Burgerkill di
Australia menganggap ini nama yang membawa keberuntungan.
Lalu, kenapa kami memilih aliran heavy metal karena lewat musik ini kami bisa bebas bereksplorasi dengan selera kami, emosi kami, dan khayalan- khayalan kami dalam bermusik. Menjadi seorang metalhead adalah hal yang istimewa dan membanggakan buat kami. Sejak awal Burgerkill dibentuk, band ini sudah memutuskan untuk terus berada di sini dan kami sadar betul tidak semua orang bisa menikmatinya. Heavy metal memang musik yang segmented, tetapi justru itu yang bikin kami jatuh cinta.
Saya kagum dengan eksistensi Burgerkill dalam berkarya di dunia musik yang bergenre metal. Faktor apa yang membuat kalian untuk terjun dan bertahan dalam dunia musik bergenre metal ?
Kita harus berpikir dan bekerja keras dalam hal kreativitas dan terus melakukan propaganda dengan cara-cara yang berbeda. Enggak ada istilah belas kasihan di industri musik. Cuma kualitas yang bagus dan strategi yang hebat yang membuat siapa pun bisa bertahan di sini.
Sebetulnya,
kedua-duanya, major maupun indie label, punya kelebihan dan kekurangan
masing-masing, tinggal tergantung dari band itu sendiri lebih nyaman
berada di mana. Buat saat ini, kami lebih nyaman berada di indie karena
di sini kami bisa membangun dan mengatur kerajaan kami sendiri tanpa
harus banyak berkompromi dengan pihak label. It’s all about true
passion, so money and fame is not our main goal.
Sebagian masyarakat menilai band yang beraliran musik metal identik dengan hal-hal yang urakan. Bagaimana pendapat Burgerkill tentang opini itu?
Mmm....
Sebetulnya Burgerkill bukan tipe band yang terlalu memikirkan tentang
opini orang tentang musik yang kami mainkan. Menurut kami,
pendapat-pendapat miring timbul karena mereka tidak paham dan tidak mau
bersentuhan langsung dengan pelaku musik ini, so wajar kan? Hal yang
terpenting sekarang bagaimana caranya membuat karya yang berkualitas dan
bisa dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, biar masyarakat yang
menentukan.
Selain
hal-hal berbau teknis, seperti hard disk rusak dan data yang sempat
hilang, faktor padatnya jadwal Burgerkill juga menjadi hambatan kenapa
film ini lama pengerjaannya. Ini film pertama Burgerkill yang dikerjakan
oleh kami sendiri dan itu sudah sangat membanggakan. Alhamdulillah,
sejauh ini kami puas dengan output-nya.
Artwork Burgerkill sering kali menampilkan desain simbol bintang terbalik seperti pentagram yang sering identik dengan pemuja setan, apa makna dan tujuan memasang simbol tersebut bagi Burgerkill?
He-he-he, untuk Mas Dani dan teman-teman pembaca yang punya persepsi yang sama tentang pentagram, kami sarankan untuk browsing lebih banyak informasi tentang simbol yang satu ini. Saya yakin setelah itu persepsi Anda akan banyak berubah.
Lalu, pertimbangan kami sering menyertakan simbol ini dalam artwork- artwork Burgerkill hanya sebatas visualisasi identitas saja. Sama seperti yang sudah dilakukan oleh para idola kami dalam menggarap visual-visual mereka.
Ada
beberapa penghargaan musik yang diberikan kepada kami. Salah satunya
dalam ajang AMI Awards 2004 di kategori ”Album Metal Terbaik” dan yang
terakhir dalam ajang ICEMA Awards 2012 sebagai ”Lagu Terbaik” untuk
singel ”House of Greed”.
Mengingat di dunia, termasuk Indonesia, aliran musik pop dan R&B adalah aliran musik yang paling populer, adakah cara khusus yang Anda lakukan untuk mengangkat atau mem-boomingkan aliran musik yang Anda tekuni saat ini?
Kami
rasa musik heavy metal sudah booming sejak dulu di Indonesia bahkan
jauh sebelum budaya boyband mampir ke sini. Namun, media-media di sini
kurang tertarik untuk mengangkatnya. Jenis musik ini punya penggemar
yang sangat loyal, mereka terus membuktikan keberadaannya dengan cepat
berkembang biak menyebar ke seluruh Indonesia. Jadi, kami enggak peduli
musik ini akan booming atau tidak di industri musik mainstream karena
tempat kami bukan di sana.
Hanya ingin bertanya, apakah dilarang mengunggah di Youtube hasil rekaman video band Anda saat tampil di RadioShow_tvOne tanggal 11 April 2012, tanpa maksud melanggar hak cipta lagu-lagu Anda dan hanya untuk menghibur penggemar Anda.
Band yang berumur lebih dari 15 tahun itu kini diawaki Ebenz (gitar), Ramdan (bas), Vicky (vokal), Andris (drum), dan Agung (gitar). Kisah perjalanan mereka bisa dinikmati melalui video dokumenter berjudul Under the Scars, yang memuat kisah perjalanan karier mereka, termasuk tur mereka di Australia.
Kenapa nama bandnya
Burgerkill? Mengapa memilih aliran heavy metal mengingat enggak seluruh
kalangan orang dapat menikmati jenis aliran musik ini.
(Fajar Nagara Habincaran, Medan)
Lalu, kenapa kami memilih aliran heavy metal karena lewat musik ini kami bisa bebas bereksplorasi dengan selera kami, emosi kami, dan khayalan- khayalan kami dalam bermusik. Menjadi seorang metalhead adalah hal yang istimewa dan membanggakan buat kami. Sejak awal Burgerkill dibentuk, band ini sudah memutuskan untuk terus berada di sini dan kami sadar betul tidak semua orang bisa menikmatinya. Heavy metal memang musik yang segmented, tetapi justru itu yang bikin kami jatuh cinta.
Saya kagum dengan eksistensi Burgerkill dalam berkarya di dunia musik yang bergenre metal. Faktor apa yang membuat kalian untuk terjun dan bertahan dalam dunia musik bergenre metal ?
(Syahrizal Hagi Nugroho, Kota Cimahi)
Heavy metal is the coolest noise ever made in music!
Banyak
hal yang bisa kami lakukan di musik ini, mulai dari hal yang paling
rumit sampai hal yang paling gila bisa kami buat tanpa harus memikirkan
permintaan pasar. Hal seperti itu yang menarik, banyak tantangan di
industri ini.Kita harus berpikir dan bekerja keras dalam hal kreativitas dan terus melakukan propaganda dengan cara-cara yang berbeda. Enggak ada istilah belas kasihan di industri musik. Cuma kualitas yang bagus dan strategi yang hebat yang membuat siapa pun bisa bertahan di sini.
Selamat untuk Burgerkill atas semua prestasinya. Apa arti music metal di dalam kehidupan para personel Burgerkill.
(Nur Dwi Astuti, Bekasi)
Thanks ya, sist!
Oke,
buat kami metal itu adalah attitude dalam bermusik, berpikir, dan
bersosialisasi. Hal-hal tersebut yang selalu menjadi fondasi kami ketika
melakukan banyak hal dalam hidup. Contohnya, di musik ini kami tidak
diajarkan untuk mudah menyerah. Semua pasti ada solusinya asalkan ada
usaha. Itu salah satu hal positif yang kami terapkan di Burgerkill dan
membuat kami optimistis untuk terus hidup lewat musik ini.
Kalian
pernah merasakan di indie label dan major label. Menurut kalian, lebih
enak yang mana? Dari semua lagu yang kalian ciptakan, lagu mana yang
membuat kalian berkesan?
(Citra Kurniawan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat)
Sebagian masyarakat menilai band yang beraliran musik metal identik dengan hal-hal yang urakan. Bagaimana pendapat Burgerkill tentang opini itu?
(Nita Femmilia, Surabaya)
Dalam penggarapan album Venomous terasa cukup lama, apakah faktor yang
menyebabkan memakan waktu yang begitu lama?
(Anzi, Magelang)
Artwork Burgerkill sering kali menampilkan desain simbol bintang terbalik seperti pentagram yang sering identik dengan pemuja setan, apa makna dan tujuan memasang simbol tersebut bagi Burgerkill?
(Dani Arif Cahyadi, Tasikmalaya)
Lalu, pertimbangan kami sering menyertakan simbol ini dalam artwork- artwork Burgerkill hanya sebatas visualisasi identitas saja. Sama seperti yang sudah dilakukan oleh para idola kami dalam menggarap visual-visual mereka.
Penghargaan apa saja yang sudah diterima oleh Burgerkill selama berkarya di industri musik Indonesia?
(Herta Ruminta Siahaan, Medan)
Mengingat di dunia, termasuk Indonesia, aliran musik pop dan R&B adalah aliran musik yang paling populer, adakah cara khusus yang Anda lakukan untuk mengangkat atau mem-boomingkan aliran musik yang Anda tekuni saat ini?
(Marianus Yadi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta)
Hanya ingin bertanya, apakah dilarang mengunggah di Youtube hasil rekaman video band Anda saat tampil di RadioShow_tvOne tanggal 11 April 2012, tanpa maksud melanggar hak cipta lagu-lagu Anda dan hanya untuk menghibur penggemar Anda.
(Djoko A Nugroho, Jakarta Selatan)
Halo Mas Djoko. Good question!
Pada
dasarnya, siapa pun boleh mengunggah video apa pun di Youtube selama
itu adalah murni hasil karya mereka sendiri dan bukan meng-copy
langsung dari tayangan televisi. Kami tetap menghargai siapa pun yang
berusaha memberi dukungan pada band ini, tetapi tentunya harus dengan
cara yang baik dan benar.
Ayo Mas Djoko, kami yakin Anda bisa bikin yang lebih bagus lagi. (ush)
Sumber : Kompas Cetak
Senin, 16 Desember 2013
"METALISLAM" (Metal Islami)
METALISLAM yaitu sebutan untuk musik Underground yang mengandung unsur-unsur islami
Jangan ngaku metal kalau nggak shalat. Ketika Islam berfungsi sebagai kendali, banyak anak metal di komunitas underground menjemput hidayah. Mereka tidak menolak modernisasi, tapi menjegal westernisasi. Ada komitmen yang dibangun:
No Drugs, No Alcohol, No Violence dan No Free sex. Just Metal
Metal pun Berdakwah
Menjelang malam, anak-anak metal itu sudah berkumpul di pelataran Gedung Rossi Musik di Jalan Fatmawati No. 30, Jakarta Selatan untuk menyaksikan pagelaran musik sekaligus penggalangan dana untuk Palestina. Konser musik yang bertajuk ”Urban Garage Festival” itu diorganize oleh Berandalan Puritan dan Mogers Infantry.
Saat menanti band kesayangan mereka, azan Maghrib berkumandang, sebagian dari mereka berbondong-bondong menuju masjid, lalu segera membasuh wajah-wajah kumel itu dengan air wudhu. Sabili turut menyaksikan, anak-anak metal tengah merapikan shaftnya untuk shalat berjamaah. ”Sebagian dari mereka, anak-anak Mogers, sebuah komunitas fans band metal legendaris Purgatory,” kata salah seorang komunitas underground.
Performance mereka memang eksentrik dan tampak cuek. Sekilas, seperti individu yang tak mau tahu dengan urusan agama. Tapi, lihatlah paradigma baru anak Metal hari ini. Mereka mulai bangga menunjukkan jatidirinya sebagai Muslim sejati. Jangan ngaku anak metal, kalau nggak shalat. Jangan sok metal kalau masih suka mabok (ngedrugs) dan free sex. ”Menyedihkan banget, jika anak metal malu menunjukkan identitasnya sebagai muslim. Karena gengsi, mau shalat saja, bilangnya mau ke depan untuk beli rokok,” tukas Bonty, salah seorang personil Purgatory.
Tak dipungkiri band metal lahir dari peradaban Barat yang bobrok. Peradaban itu memengaruhi jiwa anak-anak muda yang gelap. Mereka larut menjadi individu yang bingung menatap masa depan, tertipu oleh propaganda sesat kaum laknat, hingga menjadi pemuja setan, syahwat, anti kemapanan, bahkan mengabaikan Tuhan. Ketika hidayah Islam datang, pondasi itu terguncang. Anak-anak Metal yang terlahir sebagai Muslim, mulai menyadari, bahwa mereka secara kultur dan karakter sudah dijadikan ’hamba-hamba sahaya’ yang terjajah. Eksistensi tumbuh, ketika Islam menjadi ideologi, kesadaran baru dan amaliyah mereka.
Adalah Tengkorak dan Purgatory, dua kelompok band metal paling senior dan legendaris di kalangan underground, tampil sebagai pendobrak yang mengguncang ideologi band cadas keluar dari pakemnya, yakni dengan menjadikan Islam sebagai nafas hidup mereka. Eksistensi ”sang legend” sebagai agen perubahan menginspirasi generasi metal selanjutnya. Sebut saja seperti The Roots of Madinah, Punk Muslim, AfterMath, Keep it True, Stranded, Qishash, Salameh Hamzah, dan Barat Hijau Indonesia.
Kesatuan visi inilah yang mempersaudarakan mereka sebagai komunitas yang unik dan berbeda. Dari sinilah tercetus “Urban Garage Festival”, semacam forum mereka untuk berkumpul dan berkreasi, bahkan berdakwah dengan pendekatan yang mereka pahami. Dalam kapasitas itu, mereka tak sekadar tampil sebagai musisi beraliran cadas, melainkan juga sebagai dai.
Teman-teman aktivis harokah mungkin merasa aneh dengan fenomena baru ini. Namun, bagi yang belum mengenal komunitas ini dari dekat, jangan su’udzan dulu, apalagi melempar tuduhan anak metal melecehkan Islam. Sedikit yang tahu, bahwa anak metal pun berdakwah. Komunitas metal ini memang berbeda dengan komunitas metal yang lain. Mereka berniat untuk membentuk genre baru ke arah yang lebih Islami. Pertanyaan pun muncul, ini kebangkitan atau degradasi? Kok Muslim ”bermetal-metal ria”?
Wawan, vokalis Aftermath, pernah berkonsultasi dengan rekan seniornya seputar stigma buruk yang dilekatkan pada musisi metal muslim. ”Setelah berkonsultasi, saya mendapat jawaban, bahwa segala sesuatu bergantung niatnya. Saya melihat fenomena ini sangat positif. Apakah salah kalau kami mendekati ajaran-ajaran yang mendekati sang Khalik ke arah yang lebih Islami melalui musik? Saya sendiri lahir dari keluarga Muslim,” ungkap Wawan yang juga seorang enginer.
Berangkat sebagai musisi, Wawan mengakui, sebatas inilah kontribusi yang bisa ia berikan untuk sementara waktu. ”Jika hari ini kami memperjuangkan Islam dengan mick dan gitar, kelak kami akan berjihad di jalan Allah dengan pedang dan senjata. Inilah cara kami memberi makan kepada jiwa ini melalui musik. Sebagai Muslim, tentu kami memimpikan tatanan dunia baru, di bawah kepemimpinan Islam dan khilafah,” ujar Wawan bersemangat.
Menurut penggagas Urban Garage Festival, Thufail al Ghifari, yang juga vokalis The Roots of Madinah, kegiatan bermusik ini ingin membangun sebuah kontra-kultur untuk membuktikan, bahwa di komunitas ini ruangnya positif, band-bandnya pun bicara atas dasar Islam. ”Kita berangkat dari seorang Muslim yang punya visi untuk membangun komunitas musisi metal yang jauh dari drugs, alcohol, dan free sex. Inilah niat dan tujuan kami. Kita ingin mengembalikan identitas Indonesia atau ketimuran. Jangan berlagak Amrik. Kita Metal, tapi ada filter, tidak sampai tercerabut ketimuran kita sebagai jatidiri.”
Ingin tahu, pendekatan dan model dakwah yang dilakukan komunitas metal yang satu ini? Hasil pengamatan Sabili di sarang underground, komunitas ini memang berbeda. Dalam hal performance, kaos-kaos distro yang mereka yang kenakan, terutama beberapa vokalis-nya, justru menunjukkan militansi dengan identitas keislamannya. Misalnya saja, kata Allahu Akbar (dalam bahasa Arab) pada kaos mereka. Pekikan Allahu Akbar mewarnai ”Urban Garage Festival” malam itu.
Lirik-lirik yang mereka muntahkan lewat musik cadas ini sebagian besar mengecam sikap barbar Barat dan zionis Israel terhadap umat Islam di Palestina dan dunia Islam. Satu hal, mereka sangat membenci kemunafikan. Beberapa lirik mereka, ada yang terkesan ”utopia”, sebuah kerinduan tentang khilafah.
Juga lihatlah teaterikal yang diperlihatkan personil Purgatory dengan topeng ”monsternya” di atas panggung. Band metal mana yang melafadzkan kalimah syahadat, selain yang satu ini. Asyhadualla, ilaaha illallah. Wa Asyhadu anna Muhammadarrasulullah. Nyeleneh? Tidak. Mereka tidak sedang melecehkan Islam. Inilah cara dakwah dan syiar Islam yang mereka pahami. Bukan hanya syahadat, mereka mengajak fans yang hadir untuk bersholawat. [artikel dikutip dari situs kaskus/ Tengkorak & Purgatory]
Langganan:
Postingan (Atom)